Misa Khusus Orang Tua: Membesarkan Anak Secara Kristiani
Katekese
Berita Terkait
- KADO ULANG TAHUN UNTUK SIAPA PADA HARI RAYA NATAL?0
- ROSARIO - BULAN ROSARIO0
- Umat Katolik dan Kitab Suci7
- Bagaimana Ajaran Gereja tentang Tuhan dalam Kitab Suci (bagian 2)0
- Bagaimana Ajaran Gereja tentang Tuhan dalam Kitab Suci (bagian 1)0
- Mengapa Ekaristi? (4 - habis)0
- Mengapa Ekaristi? (3)0
- Mengapa Ekaristi? (2)0
- Mengapa Ekaristi? (1)0
- Altar dan Relikwi0
Berita Populer
- PERNIKAHAN CAMPUR BEDA AGAMA (dalam pandangan Katolik)
- Penyebab Individu Sulit Menghargai Orang Lain
- Mengurus Pernikahan Di Gereja Katolik
- SPIRITUALITAS PERKAWINAN
- Mengenal seksi Kerasulan Kitab Suci (KKS) Lebih Dekat
- KOLEKTE & DANA GEREJA
- Apa itu Novena?
- Apa Perbedaan antara Penitensi dan Indulgensi?
- Misa Triduum
- Mengapa Kartini Diperingati dan Berpakaian Adat?

Keterangan Gambar : Katekese
Anak-anak adalah anugerah Tuhan
Anak adalah anugerah dari Tuhan kepada keluarga, dan bukan sekedar titipan seperti barang, yang menuntut tanggung jawab orang tua untuk membesarkan dan mendidik supaya mereka tumbuh dan berkembang sesuai dengan kehendak Tuhan, Sang Pemberi karunia itu? Usaha orang tua itu akan menentukan anak akan menjadi orang seperti apa mereka kalau sudah besar? Apakah mereka akan menjadi orang baik, pandai dan bermoral? Ataukah mereka akan menjadi nakal, bermasalah, dan tidak bertanggung jawab? Dengan kata lain, menjadi orang seperti apa mereka nantinya, sangat tergantung kepada bagaimana cara kita membesarkan mereka.
Seperti yang kita ketahui, setiap anak berbeda satu sama lain. Dari segi karakter, tabiat, watak, bawaan, dan lain- lain; mereka semua unik dan berlainan. Sebenarnya mereka itu dilahirkan dengan keadaan yang sangat sederhana, tanpa pakaian atau perlengkapan apapun juga. Dengan kenyataan ini, Tuhan menghendaki agar setiap orang tua untuk terus memelihara dan menjaga anak agar bertumbuh, mempelajari dan mendalami keadaan anaknya setiap saat. Tuhan ingin agar setiap orang tua selalu bergantung kepadaNya Sang Pencipta, agar Ia dapat memberikan rahmat-Nya, arahan, pandangan dan harapan, dalam membesarkan anak-anak-Nya di dunia ini. Suatu tanggung jawab yang besar sekali, di mana hanya dengan melalui cara Tuhan Sang Pencipta sajalah kita baru dapat melaksanakannya dengan semaksimal mungkin dan sebaik mungkin.
Santa-santo membantu orang tua untuk mendidik dan mengarahkan anak-anak kepada kebahagiaan duniawi dan surgawi
Setiap anak Katolik pastilah dibaptis dan diberi nama pelindung orang kudus dan nama itu bukan sekedar untuk “hebat-hebat-an”, tetapi juga sebagai panutan hidupnya, mengarahkan hidupnya seperti santo/santa pelindung yang diberikan kepadanya. Nah, kalau kita melihat kisah para santo dan santa, kita mengetahui bahwa banyak dari mereka dilahirkan di dalam keluarga yang sangat sederhana. Walaupun demikian, orang tua mereka berhasil mendidik anak-anaknya sehingga mereka dapat menjadi santo/santa (orang kudus). Santo dan santa walaupun mempunyai karakter yang sangat berbeda, dan latar belakang keluarga yang sangat berlainan, memiliki satu hal yang sama. Yakni: iman dan kasih mereka pada Tuhan, GerejaNya, dan sesama. Hal ini membuat mereka menjadi rendah hati dan teguh beriman. Hal ini membuat mereka dipakai Tuhan dengan caranya yang khusus. Setiap santo/santa mempunyai panggilan yang spesifik, sesuai dengan karakter dan kehidupan pribadi mereka. Ada kalanya dengan cara yang sederhana, namun juga ada kalanya dengan cara yang besar mulia. Apapun karya mereka, besar atau kecil, semasa hidupnya mereka semakin lama semakin bertumbuh menjadi lebih rendah hati, dalam melayani dan mencintai Tuhan.
Sama halnya dengan kita, santo dan santa ini hidup di dunia yang nyata. Mereka dihadapkan dengan masalah yang serupa seperti kita. Dunia yang penuh dengan cobaan, ketidaksempurnaan, dosa, dan musibah. Orang tua merekapun dihadapkan dengan keadaan yang serupa dengan yang kita alami. Mereka harus juga melengkapi kehidupan jasmani anak-anaknya; dari mulai makanan, pakaian, dan tempat tinggal. Merekapun dengan caranya sendiri juga melengkapi kehidupan rohani anak-anaknya, sehingga anak-anaknya tumbuh menjadi orang yang mengenal, memuji dan mencintai Tuhan. Jaman dahulu, mereka dapat membesarkan anaknya dengan baik, tanpa bantuan teknologi yang canggih, psikolog yang ternama, ataupun uang yang berlimpah. Pada akhirnya, pertanyaannya adalah: “Apakah yang kita inginkan bagi anak-anak yang Tuhan percayakan pada kita?”
Setiap orangtua pada umumnya menginginkan anak-anaknya untuk hidup bahagia. Pertanyaannya adalah, “Kehidupan bahagia yang seperti apa?” Kehidupan bahagia yang seharusnya kita inginkan, adalah kebahagiaan yang abadi untuk selama-lamanya. Ini adalah kebahagiaan yang hanya bisa diperoleh apabila kita pada akhirnya hidup bersama Bapa kita di Surga. Kehidupan bahagia yang abadi di Surga inilah yang seharusnya kita cari dan usahakan bagi anak-anak kita; bukan semata-mata hanya kehidupan di dunia yang sifatnya semu dan singkat. Apa artinya kalau kita hidup di dunia dan memperoleh uang, kekuasaan, kepopuleran, atau kemuliaan, tetapi perbuatan kita tidak membawa kita ke rumah Bapa di Surga. Sabda Tuhan mengatakan, bahwa pada akhirnya yang membawa seseorang ke Surga adalah iman, pengharapan dan cinta kasih kita pada Tuhan dan sesama. Ketiga hal inilah yang pada akhirnya akan dilihat oleh Tuhan. Ketiga hal inilah yang akan menyelamatkan seseorang untuk kembali ke rumah Bapa.
Misi khusus sebagai orangtua adalah: mengarahkan jiwa anak-anak kita untuk memperoleh kebahagiaan di dunia dan di surga. Ini adalah tanggung jawab terbesar bagi orangtua untuk anak-anaknya: menghantar, menuntun dan menunjukkan jalan menuju Surga. Karena misi yang kudus inilah, orang tua harus berupaya untuk antara lain menanamkan di dalam hati anak-anak kita kebenaran yang sesungguhnya, menyatukan dan menguatkan kehendak dan pemikiran mereka terhadap kehendak Tuhan, menanamkan rasa kasih pada Tuhan dan sesama, dan keinginan untuk menjalani kehidupan dengan kekudusan dan pelayanan, mengorbankan kepentingan pribadi kita dengan suka cita, demi keselamatan dan kepentingan anak. Tentu saja akhirnya, dengan bantuan rahmat Tuhan, menuntun anak-anak kita untuk menjadi santo dan santa di dunia modern ini. *** (Diringkas dari tulisan Maria Brownell oleh Th. Suratno, SCJ)
