ROSARIO - BULAN ROSARIO
Katekese
Berita Terkait
- Umat Katolik dan Kitab Suci0
- Bagaimana Ajaran Gereja tentang Tuhan dalam Kitab Suci (bagian 2)0
- Bagaimana Ajaran Gereja tentang Tuhan dalam Kitab Suci (bagian 1)0
- Mengapa Ekaristi? (4 - habis)0
- Mengapa Ekaristi? (3)0
- Mengapa Ekaristi? (2)0
- Mengapa Ekaristi? (1)0
- Altar dan Relikwi0
- Ex Opere Operato0
- Apa Perbedaan antara Penitensi dan Indulgensi?0
Berita Populer
- PERNIKAHAN CAMPUR BEDA AGAMA (dalam pandangan Katolik)
- Penyebab Individu Sulit Menghargai Orang Lain
- Mengurus Pernikahan Di Gereja Katolik
- KOLEKTE & DANA GEREJA
- Apa itu Novena?
- SPIRITUALITAS PERKAWINAN
- Apa Perbedaan antara Penitensi dan Indulgensi?
- Halangan-halangan Nikah (12)
- Mengenal seksi Kerasulan Kitab Suci (KKS) Lebih Dekat
- Cara Menyambut Komuni Kudus

Keterangan Gambar : Katekese
Hari Selasa, 01 Oktober 2019 kita sudah memasuki Bulan Rosario. Kebiasaan umat di paroki Cilandak akan mengadakan Misa Pembuka Bulan Rosario sore hari yang akan diawali dengan perarakan patung Maria dan doa Rosario besama. Lalu di lingkungan-lingkungan pasti akan ada pertemuan untuk doa rosario bersama yang mana jumlah umat yang hadir akan lebih banyak daripada biasanya. Hal ini menunjukkan kepada kita bahwa devosi kepada Bunda Maria dengan menggunakan rosario untuk doa bersama sesuatu yang memang populer dikalangan Umat Katolik. Bulan Oktober sungguh menjadi bulan doa Rosario dalam masyarakat Katolik dimanapun dan di Indonesia khususnya.
Kita tahu bahwa bulan Oktober sebagai bulan Rosario, namun asal usul doa rosario itu sendiri tidak dapat ditentukan secara jelas secara histories, karena terbentuknya setahap demi setahap. Kemudian digunakannya ‘butir-butir’ sebagai alat bantu doa juga merupakan tradisi sejak jaman Gereja awal, atau bahkan sebelumnya. Hanya saja pada abad pertengahan, butir-butir ini dipakai untuk menghitung doa Bapa Kami dan Salam Maria di biara-biara.
Sedangkan struktur doa rosario berkembang antara abad 12 dan 15. Pada waktu itu, 50 doa Salam Maria dihubungkan dengan ayat-ayat Mazmur, untuk memperingati kehidupan Tuhan Yesus dan Bunda Maria. Maka pada saat inilah doa ini dikenal sebagai “rosarium”/ rose garden. Dan pada abad ke 16, terbentuklah doa rosario yang terbagi menjadi 5 dekade dalam 3 misteri: gembira, sedih dan mulia. Lalu sekarang, sebagaimana kita ketahui Paus Yohanes Paulus II yang kini telah menjadi Santo menambahkan satu misteri peristiwa, yakni peristiwa Cahaya.
Tradisi mengatakan bahwa St. Dominikus (1221) adalah santo yang menyebarkan doa rosario, seperti yang kita kenal sekarang. Ia berkhotbah tentang rosario ini pada pelayanannya di antara para Albigensian yang tidak mempercayai misteri kehidupan Kristus sebagai Allah yang menjelma menjadi manusia. Oleh karena itu, tujuan utama pendarasan doa rosario adalah untuk merenungkan misteri kehidupan Kristus. Walaupun catatan riwayat hidupnya tidak menuliskan bahwa St. Dominikus menyusun doa rosario, dan juga konstitusi Dominikan tidak menyebutkannya sebagai pencipta doa rosario, namun peran St. Dominikus cukup besar dalam memperkenalkannya kepada umat. St. Dominikus sendiri adalah saksi hidup yang mendoakan doa rosario tersebut. Namun doa tersebut dalam bentuknya seperti sekarang merupakan hasil pertumbuhan devosi yang terjadi beratus tahun setelah kematian St. Dominikus.
Dalam rentang perjalanan waktu, doa rosario sendiri mulai popular di sekitar tahun 1600-1700 an, terutama setelah kemenangan pasukan Kristen di Lepanto, di tahun 1571. Saat itu, negara-negara Eropa diserang oleh kerajaan Ottoman, sehingga terdapat ancaman yang genting bahwa agama Kristen akan terancam punah di Eropa. Jumlah pasukan Turki telah melampaui pasukan Kristen di Spanyol, Genoa dan Venesia. Menghadapi ancaman ini, Paus Pius V memerintahkan umat Katolik untuk berdoa rosario untuk memohon dukungan doa Bunda Maria, agar pasukan Kristen memperoleh kemenangan. Perintah ini dilakukan oleh Don Juan (John) dari Austria, komandan armada, demikian juga, oleh umat Katolik di seluruh Eropa untuk memohon bantuan Bunda Maria di dalam keadaan yang mendesak ini. Pada tanggal 7 Oktober 1571, Paus Pius V bersama-sama dengan banyak umat beriman berdoa rosario di basilika Santa Maria Maggiore. Sejak subuh sampai petang, doa rosario tidak berhenti didaraskan di Roma untuk mendoakan pertempuran di Lepanto. Walaupun nampaknya mustahil, namun pada akhirnya pasukan Katolik menang pada tanggal 7 Oktober tersebut. Kemudian, Paus Pius V menetapkan peringatan Rosario dalam Misa di Vatikan setiap tanggal 7 Oktober. Kemudian penerusnya, Paus Gregorius XIII, menetapkan tanggal 7 Oktober itu sebagai Hari Raya Rosario Suci.
Akhirnya tentu saja pada akhir tulisan singkat ini, saya berharap bahwa tradisi doa apapun termasuk doa rosario ini menjadi tradisi yang baik untuk mengungkapkan dan meningkatkan iman para umat Katolik dalam kehidupan sehari-hari. Artinya berdoa rosario janganlah menunggu bulan Oktober atau bulan Mei, namun menjadi kebiasaan setiap hari bahkan setiap saat. Mendekatkan diri kepada Tuhan Yesus melalui bunda terkasih-Nya, bunda Maria. Ad Jesum per Mariam.... Selamat memasuki Bulan Oktober Bulan Rosario.
