Apa itu Novena?
Katekese

By RP. Thomas Suratno, SCJ. 18 Jul 2019, 08:24:50 WIB Surat Gembala
Apa itu Novena?

Novena secara singkat dapat dikatakan doa pribadi atau doa bersama selama sembilan hari berturut-turut yang dipan­jat­kan guna mendapatkan suatu rahmat khusus, memohon suatu karunia khusus atau menyampaikan suatu per­mo­honan khusus. Sedangkan kata “novena” berasal dari kata Latin “novem” yang artinya “sembilan”. Sepertinya kalau arti novena seperti di atas maka novena selalu menyiratkan adanya kepentingan yang mendesak.

 

Dari mana asal mula novena sebagai bagian dari harta ro­hani Gereja? Dalam Perjanjian Baru, pada peristiwa Ke­naikan Tuhan Yesus, Tuhan memberikan Perutusan Agung ke­pada para rasul, dan kemudian menyuruh mereka untuk kembali ke Yerusalem dan menunggu datangnya Roh Ku­dus. Dalam Kisah Para Rasul dicatat, “Maka kembalilah rasul-rasul itu ke Yerusalem dari bukit yang disebut Bukit Zaitun, yang hanya seperjalanan Sabat jauhnya dari Yerusa­lem. Mereka semua bertekun dengan sehati dalam doa ber­sama-sama” (Kis 1:12, 14). Sembilan hari sesudahnya, Roh Kudus turun atas para rasul pada hari Pentakosta. Kemung­kinan, “periode doa sembilan hari” yang dilakukan oleh para rasul inilah yang menjadi dasar dari doa novena. Namun jauh sebelum kekristenan, bangsa Romawi meraya­kan parentalia novendialia, suatu novena tahunan (13-22 Februari) guna mengenangkan segenap anggota keluarga yang telah meninggal dunia. Karena novena telah merupa­kan bagian dari budaya Romawi, ada kemung­kinan umat Kristiani “membaptis” praktek kafir ini.

 

Apapun yang mungkin merupakan asal mula novena, di kalangan umat Kristiani perdana memang sungguh ada masa berkabung selama sembilan hari atas me­ninggalnya seseorang yang dikasihi. Maka, pada akhirnya, dipersembahkanlah sua­tu Misa novena bagi kedamaian kekal jiwa. Hingga sekarang, terdapat praktek novendialia atau Novena Paus, yang dilaksanakan apabila Bapa Suci berpulang, seperti yang kita saksikan saat wafatnya Paus Yohanes Paulus II yang sekarang sudah dikanonisasi menjadi seorang “santo”, orang kudus dalam Gereja Katolik.

 

Pada Abad Pertengahan, terutama di Spanyol dan Perancis, doa novena biasa dipanjatkan sembilan hari menjelang Natal, melambangkan sembilan bulan yang dilewatkan Tuhan kita dalam rahim Santa Perawan Maria. Doa novena khusus ini membantu umat beriman mempersiapkan diri merayakan dengan khidmad ke­lahiran Tuhan kita. Lama-kelamaan berbagai macam novena disusun guna mem­bantu umat beriman mempersiapkan diri menyambut suatu pesta istimewa atau guna memohon pertolongan seorang kudus dalam suatu masalah tertentu. Bebe­rapa novena populer yang secara luas biasa didaraskan di Gereja kita adalah Novena Medali Wasiat, Novena Hati Kudus Yesus, Novena Roh Kudus, Novena St Yosef, Novena St Yudas Tadeus, Novena Antonius Padua, Novena tiga kali Salam Maria dan lain sebagainya.

 

Cukup sulit mengatakan mengapa kita tidak mendaraskan novena dalam ibadat bersama sesering sebelum Konsili Vatikan II. Sekarang yang penting diperhatikan adalah cukup banyak orang yang ikut ambil bagian dalam doa novena, tetapi sering terjadi melupakan atau melewatkan Misa Kudus. Padahal, sebagai umat Katolik, fokus terutama dalam spiritualitas dan sembah sujud bersama adalah Ekaristi dan Misa Kudus.

 

Juga, sebagian orang saya pikir telah menyelewengkan novena dengan takhayul. Di setiap paroki di mana saya pernah ditugaskan, selalu saja saya menemukan salinan Novena kepada orang kudus tertentu yang pada dasarnya menyatakan bahwa jika orang pergi ke Gereja selama sembilan hari berturut-turut dan meninggalkan salinan Novena tersebut, maka doanya akan dikabulkan - semacam surat berantai rohani. Demikian juga misalnya orang suka meninggalkan rosario (dengan menggantungkan di tangan patung Bunda Maria) – saya sering menjum­pai hal ini di kapel Hati Kudus Leo Dehon – mungkin saja dengan harapan doanya dikabulkan atau supaya oang lain yang tidak bawa rosario bisa ambil dan meng­gunakannya. Karena banyak, terpaksa saya sendiri menurunkan rosario-rosario itu supaya umat yang berdoa di kapel tidak merasa terganggu dengan peman­dangan yang kurang “sedap” itu.

 

Walau demikian, novena masih mendapat tempat yang sah dan benar dalam spiritualitas Katolik. Dalam buku Pedoman Indulgensi tertulis, “Indulgensi se­bagian diberikan kepada umat beriman yang dengan tekun ikut ambil bagian dalam praktek saleh novena bersama yang diadakan sebelum perayaan Natal, atau Pen­takosta, atau Hari Raya Santa Perawan Maria Dikandung Tanpa Dosa.” Di sini, sekali lagi Gereja menekankan bahwa novena merupakan suatu praktek rohani yang saleh, yang memperteguh iman individu dan hendaknyalah individu sungguh tekun, dengan selalu mengingat kebajikan Tuhan yang senantiasa menjawab se­mua doa-doa kita menurut kehendak ilahi-Nya. Lalu bisa ditambahkan dari Buku “Direktorium tentang Kesalehan Umat dan Liturgi Asas-asas dan Pedoman”, hal 159: “Trihari, pekan, dan novena sungguh merupakan persiapan perayaan aneka pesta Bunda kita, khususnya kalau mereka mendorong kaum beriman untuk meng­hampiri Sakramen Rekonsiliasi (Tobat) dan Ekaristi kudus, dan membaharui komit­men mereka untuk meneladan Maria, murid Kristus yang pertama dan paling sem­purna”. Semoga tulisan ini berguna menambah wawasan kekayaan rohani Katolik.

  • Dari  sumber Utama: “Straight Answers: What Is a Novena?” by Fr. William P. Saunders; Arlington Catholic Herald, Inc; Copyright ©2005 Arlington Catholic Herald. All rights reserved; www.catholicherald.com (Terjemahan Yesaya).



Write a Facebook Comment

Tuliskan Komentar anda dari account Facebook

View all comments

Write a comment

INFO

Gereja Katolik St. Stefanus Paroki Cilandak tidak memiliki akun resmi Facebook dan Twitter. Gereja Katolik St. Stefanus Paroki Cilandak tidak bertanggungjawab atas unggahan atau tulisan-tulisan di akun medsos tersebut diatas yang mengatasnamakan Gereja St. Stefanus ataupun Paroki Cilandak.

Foto Wilayah - Lingkungan