Apa itu Novena?
Katekese
Berita Terkait
- Seruan \'Ya Tuhanku dan Allahku\'0
- Hari Raya dalam Kalendarium Liturgi0
- Misa anak anak - 60
- KATEKESE LITURGI0
- Misa Anak-anak – 40
- Arti Penumpangan Tangan Dalam Gereja Katolik0
- MISA ANAK-ANAK – 20
- MISA ANAK-ANAK - 10
- TENTANG EKARISTI0
- Tuguran pada Malam Kamis Putih0
Berita Populer
- PERNIKAHAN CAMPUR BEDA AGAMA (dalam pandangan Katolik)
- Penyebab Individu Sulit Menghargai Orang Lain
- Mengurus Pernikahan Di Gereja Katolik
- KOLEKTE & DANA GEREJA
- Apa itu Novena?
- SPIRITUALITAS PERKAWINAN
- Apa Perbedaan antara Penitensi dan Indulgensi?
- Halangan-halangan Nikah (12)
- Mengenal seksi Kerasulan Kitab Suci (KKS) Lebih Dekat
- Cara Menyambut Komuni Kudus

Novena secara singkat dapat dikatakan doa pribadi atau doa bersama selama sembilan hari berturut-turut yang dipanjatkan guna mendapatkan suatu rahmat khusus, memohon suatu karunia khusus atau menyampaikan suatu permohonan khusus. Sedangkan kata “novena” berasal dari kata Latin “novem” yang artinya “sembilan”. Sepertinya kalau arti novena seperti di atas maka novena selalu menyiratkan adanya kepentingan yang mendesak.
Dari mana asal mula novena sebagai bagian dari harta rohani Gereja? Dalam Perjanjian Baru, pada peristiwa Kenaikan Tuhan Yesus, Tuhan memberikan Perutusan Agung kepada para rasul, dan kemudian menyuruh mereka untuk kembali ke Yerusalem dan menunggu datangnya Roh Kudus. Dalam Kisah Para Rasul dicatat, “Maka kembalilah rasul-rasul itu ke Yerusalem dari bukit yang disebut Bukit Zaitun, yang hanya seperjalanan Sabat jauhnya dari Yerusalem. Mereka semua bertekun dengan sehati dalam doa bersama-sama” (Kis 1:12, 14). Sembilan hari sesudahnya, Roh Kudus turun atas para rasul pada hari Pentakosta. Kemungkinan, “periode doa sembilan hari” yang dilakukan oleh para rasul inilah yang menjadi dasar dari doa novena. Namun jauh sebelum kekristenan, bangsa Romawi merayakan parentalia novendialia, suatu novena tahunan (13-22 Februari) guna mengenangkan segenap anggota keluarga yang telah meninggal dunia. Karena novena telah merupakan bagian dari budaya Romawi, ada kemungkinan umat Kristiani “membaptis” praktek kafir ini.
Apapun yang mungkin merupakan asal mula novena, di kalangan umat Kristiani perdana memang sungguh ada masa berkabung selama sembilan hari atas meninggalnya seseorang yang dikasihi. Maka, pada akhirnya, dipersembahkanlah suatu Misa novena bagi kedamaian kekal jiwa. Hingga sekarang, terdapat praktek novendialia atau Novena Paus, yang dilaksanakan apabila Bapa Suci berpulang, seperti yang kita saksikan saat wafatnya Paus Yohanes Paulus II yang sekarang sudah dikanonisasi menjadi seorang “santo”, orang kudus dalam Gereja Katolik.
Pada Abad Pertengahan, terutama di Spanyol dan Perancis, doa novena biasa dipanjatkan sembilan hari menjelang Natal, melambangkan sembilan bulan yang dilewatkan Tuhan kita dalam rahim Santa Perawan Maria. Doa novena khusus ini membantu umat beriman mempersiapkan diri merayakan dengan khidmad kelahiran Tuhan kita. Lama-kelamaan berbagai macam novena disusun guna membantu umat beriman mempersiapkan diri menyambut suatu pesta istimewa atau guna memohon pertolongan seorang kudus dalam suatu masalah tertentu. Beberapa novena populer yang secara luas biasa didaraskan di Gereja kita adalah Novena Medali Wasiat, Novena Hati Kudus Yesus, Novena Roh Kudus, Novena St Yosef, Novena St Yudas Tadeus, Novena Antonius Padua, Novena tiga kali Salam Maria dan lain sebagainya.
Cukup sulit mengatakan mengapa kita tidak mendaraskan novena dalam ibadat bersama sesering sebelum Konsili Vatikan II. Sekarang yang penting diperhatikan adalah cukup banyak orang yang ikut ambil bagian dalam doa novena, tetapi sering terjadi melupakan atau melewatkan Misa Kudus. Padahal, sebagai umat Katolik, fokus terutama dalam spiritualitas dan sembah sujud bersama adalah Ekaristi dan Misa Kudus.
Juga, sebagian orang saya pikir telah menyelewengkan novena dengan takhayul. Di setiap paroki di mana saya pernah ditugaskan, selalu saja saya menemukan salinan Novena kepada orang kudus tertentu yang pada dasarnya menyatakan bahwa jika orang pergi ke Gereja selama sembilan hari berturut-turut dan meninggalkan salinan Novena tersebut, maka doanya akan dikabulkan - semacam surat berantai rohani. Demikian juga misalnya orang suka meninggalkan rosario (dengan menggantungkan di tangan patung Bunda Maria) – saya sering menjumpai hal ini di kapel Hati Kudus Leo Dehon – mungkin saja dengan harapan doanya dikabulkan atau supaya oang lain yang tidak bawa rosario bisa ambil dan menggunakannya. Karena banyak, terpaksa saya sendiri menurunkan rosario-rosario itu supaya umat yang berdoa di kapel tidak merasa terganggu dengan pemandangan yang kurang “sedap” itu.
Walau demikian, novena masih mendapat tempat yang sah dan benar dalam spiritualitas Katolik. Dalam buku Pedoman Indulgensi tertulis, “Indulgensi sebagian diberikan kepada umat beriman yang dengan tekun ikut ambil bagian dalam praktek saleh novena bersama yang diadakan sebelum perayaan Natal, atau Pentakosta, atau Hari Raya Santa Perawan Maria Dikandung Tanpa Dosa.” Di sini, sekali lagi Gereja menekankan bahwa novena merupakan suatu praktek rohani yang saleh, yang memperteguh iman individu dan hendaknyalah individu sungguh tekun, dengan selalu mengingat kebajikan Tuhan yang senantiasa menjawab semua doa-doa kita menurut kehendak ilahi-Nya. Lalu bisa ditambahkan dari Buku “Direktorium tentang Kesalehan Umat dan Liturgi Asas-asas dan Pedoman”, hal 159: “Trihari, pekan, dan novena sungguh merupakan persiapan perayaan aneka pesta Bunda kita, khususnya kalau mereka mendorong kaum beriman untuk menghampiri Sakramen Rekonsiliasi (Tobat) dan Ekaristi kudus, dan membaharui komitmen mereka untuk meneladan Maria, murid Kristus yang pertama dan paling sempurna”. Semoga tulisan ini berguna menambah wawasan kekayaan rohani Katolik.
- Dari sumber Utama: “Straight Answers: What Is a Novena?” by Fr. William P. Saunders; Arlington Catholic Herald, Inc; Copyright ©2005 Arlington Catholic Herald. All rights reserved; www.catholicherald.com (Terjemahan Yesaya).
