KATEKESE TENTANG ALLAH (3)
Katekese

By RP. Thomas Suratno, SCJ 02 Mar 2020, 11:42:08 WIB Surat Gembala
KATEKESE TENTANG ALLAH (3)

Keterangan Gambar : Katekese


Melanjutkan tentang pengetahuan akan Tuhan yang diper­oleh dari wahyu Allah yang diberikan kepada manusia dengan perantaraan Sabda-Nya (Kitab Suci):

 

3. Tuhan Maha hadir (omnipresent): Ia ada di mana- mana. “Dan tidak ada suatu makhlukpun yang tersembunyi di hadapan-Nya, sebab segala sesuatu telanjang dan terbuka di depan mata Dia (Ibr 4:13). “Sebab di dalam Dia kita hidup, kita bergerak, kita ada …” (Kis 17:28). “Tidakkah Aku me­menuhi langit dan bumi? demikianlah firman TUHAN.” (Yer 23:24). Keberadaan-Nya di setiap tempat maksudnya ada­lah: ((lih. Spirago- Clarke, The Catechism Explained, (Rock­ford, Illinois: TAN Books, 1993), p. 115-117)) - a. Tuhan ada di mana-mana sebab semua ciptaan dapat eksis di dalam Tuhan, sebagaimana pikiran ada di dalam kita. Di dalam Dia kita hidup, bergerak dan ada (Kis 17:28); - b. Tuhan tidak terbatas oleh tempat apapun, sebab Ia tidak terbatas (lih. 1 Raj 8:27). Tempat yang terbatas tidak mampu menampung Dia yang tidak terbatas. - c. Karena Tuhan tidak terbatas oleh ruang, maka Ia dapat berada di setiap tempat di saat yang sama. Ia tidak terbagi -sebagian di Surga, sebagian di bumi- tetapi seluruhnya di surga, dan seluruhnya di bumi. - d. Tuhan hadir secara istimewa di Surga, di sakramen Maha­kudus dan di jiwa-jiwa orang benar. - e. Tidak ada suatu tempatpun di dunia di mana Tuhan tidak ada. “Mata Tuhan ada di segala tempat, mengawasi orang jahat dan orang baik.” (Ams 15:3). Tidak ada satu orangpun dapat melarikan diri dari Allah (lih. Mzm 139:7-8). - f. Tuhan selalu hadir di dalam kita. St. Efrem mengajarkan, “Ia yang mempunyai Tuhan di dalam pikiran-Nya, akan menjadi seperti malaikat di dunia.” Maka ingatan yang terus menerus akan kehadiran Tuhan, sangatlah berguna bagi kita, agar kita dapat meng­hindari dosa, untuk menjaga kita dalam keadaan rahmat, dan untuk mendorong kita melakukan perbuatan baik dan siap sedia melayani-Nya.

4. Tuhan tetap / tidak berubah; “Bahwasanya Aku, TUHAN, tidak berubah…” (Mal 3:6). Tuhan tidak pernah berubah; menjadi lebih baik atau lebih buruk, Ia tak pernah mengingkari Sabda-Nya (lih. Bil 23:19). Ia mengubah karya-karya-Nya namun tidak mengubah perintah ilahi-Nya. Dengan Inkarnasi, kemanusiaan di­ubah, namun keilahian-Nya tidak berubah, sebagaimana matahari tidak pernah ber­ubah ketika ia tersembunyi di balik awan. Ketika manusia dalam persahabatan dengan Allah, Ia melihat Allah sebagai Allah yang penuh kasih; ketika manusia menjauh dari Allah dan jatuh dalam dosa, ia melihat Allah sebagai hakim yang ke­ras. Ketika mata sehat, ia senang melihat terang, namun ketika mata sakit, terang membuat matanya sakit. Maka bukan terangnya yang berubah, tetapi keadaan mata yang melihat terang itu.

 

5. Tuhan Maha Tahu; Ia mengetahui dan melihat segala sesuatu. Tuhan me­ngetahui segala sesuatu: masa lalu, masa kini, masa depan, dan seluruh pikiran kita. (Yer 17:10; lih. Mzm 139). Tuhan mengetahui ketika Adam dan Hawa me­makan buah pengetahuan, Tuhan mengetahui lebih dahulu akan peng­khianatan Rasul Petrus; Ia mengetahui prasangka buruk Simon orang Farisi. “Dia yang me­nanamkan telinga, masakan tidak mendengar? Dia yang membentuk mata, masakan tidak memandang?” (Mzm 94:9)

 

Allah sudah tahu akan adanya orang-orang yang akan menerima-Nya ataupun menolak-Nya. Namun jika Allah sudah mengetahui bahwa orang- orang tertentu akan menolak-Nya, pengetahuan Allah ini bukan menjadi penyebab akan pe­nolakan dan penghukuman atas mereka. Dokter dapat memperkirakan bahwa pa­siennya akan wafat, namun pengetahuannya ini tidak menjadi penyebab wafatnya pasiennya itu. Tuhan mengetahui apa yang akan terjadi pada kita, sehingga ada­kalanya ia mengizinkan pencobaan terjadi dalam hidup kita, untuk mencegah adanya keburukan yang lebih besar yang sedianya dapat terjadi pada kita. Con­tohnya, Tuhan mengetahui bahwa seseorang dapat binasa karena ke­kayaannya, maka Ia mengizinkan orang tersebut mengalami masalah keuangan, untuk mem­bentuknya menjadi orang yang lebih baik, menanggung kesulitan dengan kesa­baran. Kesadaran akan kemahatahuan Tuhan membantu kita ketika sedang ber­ada di dalam pencobaan, agar jangan sampai kita jatuh ke dalam dosa. “Tuhan melihat segala yang kulakuan”, menjadi pedoman agar kita dapat menolak godaan. Tuhan yang Maha Tahu ini akan suatu hari nanti menyatakan segala yang tersembunyi di dalam terang (lih. Luk 8:17); dan ini terjadi di Penghakiman Terakhir.

 

6. Tuhan Maha Bijaksana; Ia sangat bijaksana, tahu mengarahkan segalanya bagi yang terbaik menurut rencana-Nya, artinya: ((lih. Spirago- Clarke, The Catechism Explained, Ibid., p. 119-121))

a. Tuhan dapat mendatangkan yang baik dari hal yang buruk. Contoh yang jelas adalah dalam kisah Yusuf, yang dibuang kakak-kakaknya, dijual menjadi budak, namun kemudian menjadi tangan kanan raja. - b. Tuhan menggunakan cara yang paling tidak layak untuk kemuliaan-Nya. Rasul Paulus mengajarkan bahwa “yang lemah di dunia ini Tuhan pilih untuk mempermalukan yang kuat” (1 Kor 1:27). Tuhan memilih tanah Palestina yang tak menarik untuk menjadi tempat kelahiran Kristianitas. Ia memilih perawan miskin untuk menjadi Bunda Allah; dan tukang kayu yang miskin sebagai bapa angkat-Nya. Ia memilih para nelayan miskin untuk rasul dan menjadi pewarta Injil ke seluruh dunia. - c. Tuhan me­ngarahkan segala yang di dunia untuk mencapai maksud-Nya. Segalanya di dunia mempunyai hubungan timbal balik antara satu dan lainnya. Tak ada pergerakan di dunia ini yang tidak ada gunanya. Perubahan hujan dan panas, pergantian musim, perputaran bumi dan planet terhadap matahari, gravitasi, dst, bertujuan untuk menjadikan kehidupan di bumi menjadi baik bagi manusia. “Betapa banyak perbuatan-Mu, ya TUHAN, sekaliannya Kaujadikan dengan kebi­jaksanaan, bumi penuh dengan ciptaan-Mu.” (Mzm 104:24) *** BERSAMBUNG




Write a Facebook Comment

Tuliskan Komentar anda dari account Facebook

View all comments

Write a comment

INFO

Gereja Katolik St. Stefanus Paroki Cilandak tidak memiliki akun resmi Facebook dan Twitter. Gereja Katolik St. Stefanus Paroki Cilandak tidak bertanggungjawab atas unggahan atau tulisan-tulisan di akun medsos tersebut diatas yang mengatasnamakan Gereja St. Stefanus ataupun Paroki Cilandak.

Foto Wilayah - Lingkungan