Mengapa Kartini Diperingati dan Berpakaian Adat?
Mengapa Kartini Diperingati dan Berpakaian Adat?
Berita Terkait
- KESEHATAN MENTAL & EMOSIONAL REMAJA0
- Liputan Komuni Pertama0
- Final FUTSAL OMK - seKAJ0
- MANFAAT BERSEPEDA BAGI KESEHATAN TUBUH0
- Mengenal seksi Kerasulan Kitab Suci (KKS) Lebih Dekat1
Berita Populer
- PERNIKAHAN CAMPUR BEDA AGAMA (dalam pandangan Katolik)
- Penyebab Individu Sulit Menghargai Orang Lain
- Mengurus Pernikahan Di Gereja Katolik
- KOLEKTE & DANA GEREJA
- Apa itu Novena?
- SPIRITUALITAS PERKAWINAN
- Apa Perbedaan antara Penitensi dan Indulgensi?
- Halangan-halangan Nikah (12)
- Mengenal seksi Kerasulan Kitab Suci (KKS) Lebih Dekat
- Cara Menyambut Komuni Kudus

Keterangan Gambar : Mengapa Kartini Diperingati dan Berpakaian Adat?
Setiap tanggal 21 April lalu merupakan hari bersejarah bagi bangsa Indonesia. Di hari itu merupakan tonggak awal sejarah bagi kaum perempuan, sebuah peradaban baru di Indonesia bagi kaum Hawa. Kilas balik pada tanggal 21 April 1879 telah lahir seorang pahlawan perempuan pertama, putri seorang bangsawan bernama Raden Ajeng Kartini. Beliau merupakan perempuan yang berani menentang adat pada saat itu, karena perempuan pada zaman itu hanya sebagai wanita yang hanya tinggal di rumah saja. Dari situasi inilah beliau berani untuk mengubah semua itu dan sering dinamakan dengan emansipasi wanita, di mana martabat dan derajat sebagai wanita memiliki kesetetaraan yang sama dengan laki-laki pada umumnya.
Kartini meninggal di usia yang muda, yakni di usia 25 tahun setelah beberapa hari melahirkan seorang putra. Sebelum meninggal beliau telah berjasa mendirikan sekolah wanita dan membuat surat-surat tentang perjuangan kaum wanita. Setelah beliau tiada, surat-surat tersebut dikumpulkan dan menjadi sebuah buku yang berjudul Habis Gelap Terbitlah Terang. Maka untuk mengenang jasa Kartini dan gerakan emansipasi wanita, setiap tanggal 21 April diperingati sebagai hari Kartini.
Bagaimana dengan situasi kaum hawa di zaman sekarang?
Saat ini dapat dilihat dalam perkembangannya bahwa sudah mulai ada bahkan banyak para wanita yang sudah menunjukkan keberadaannya. Dari tingkat bawah atau setara dengan tingkat kanak-kanak hingga tingkat tinggi atau pemimpin negara. Jika kita melihat tingkat bawah kita bisa melihat beberapa siswi cilik yang sudah berani menunjukkan kemampuannya di depan orang banyak, contohnya sebagai penyanyi, pemimpin upacara bendera, mengikuti lomba-lomba, dll. Di tingkat tinggi juga sudah mulai banyak yang menunjukkan kemampuan yang tidak kalah dengan kaum pria. Sebagai contoh dalam dunia politik Menteri Kelautan dan Perikanan, Ibu Susi Pudjiastuti. Bila kita tahu latar belakangnya, beliau hanya seorang tamatan SD, namun beliau bisa menunjukkan kehebatan yang luar biasa sebagai wanita Indonesia. Pada peringatan hari Kartini lalu, beliau memberikan semangat bagi semua kaum wanita di Indonesia, beliau berpesan, “Bebaskanlah pikiranmu bahwa perempuan adalah sebuah keterbatasan. Langkahkan kakimu jauh ke depan bersama kebebasan, menjadi Kartini-Kartini baru.,”
Apa dasar hukumnya, sehingga hari Kartini perlu diperingati, dan seperti apa situasi saat ini?
Pada masa pemerintahan Presiden Soekarno, beliau mengeluarkan Keputusan Presiden Republik Indonesia No.108 Tahun 1964 tanggal 2 Mei 1964 yang menetapkan Kartini sebagai Pahlawan Kemerdekaan Nasional. Kepres tersebut juga menetapkan hari lahir Kartini tanggal 21 April sebagai Hari Kartini dan pantas untuk diperingati setiap tahun sebagai hari besar.
Sekarang ini, di berbagai sekolah-sekolah dan di instansi pemerintahan, menunjukkan bahwa hari Kartini dirayakan dengan beramai-ramai menggunakan pakaian adat nasional. Entah apa hubungannya emansipasi wanita yang dipelopori oleh Kartini dengan pakaian daerah. Apakah karena Kartini sering terlihat berkebaya lantas rasanya terlalu memaksakan jika dirayakan dengan berkebaya semua?
Artikel lengkapnya dapat dilihat pada MEDIA PASS EDISI JUNI 2018 - 165
