PERJALANAN KEHIDUPAN MANUSIA TERCERMIN DARI BUAH ROH
PERJALANAN KEHIDUPAN MANUSIA TERCERMIN DARI BUAH ROH

By komsos 12 Jun 2018, 12:40:44 WIB Profile
PERJALANAN KEHIDUPAN MANUSIA TERCERMIN DARI BUAH ROH

Keterangan Gambar : Sianty


MENGENAL PASANGAN HIDUP

Sianty merupakan putri tunggal dari orang tua Yanata Sundara dan Jing Mei Ke. Sianty terlahir dari keluarga yang berkeyakinan Budha. Sejak kecil, Sianty memasukin pendidikan ketika masuk Play Group dan hingga pendidikan terakhirnya menempuh jenjang S2, dan sekolah yang dijalaninya merupakan sekolah dengan basic keyakinan Kristen dan sekolah Negeri. Tetapi ketika masuk dalam internal keluarga, Sianty mengikuti kebiasaan ritual agama Budha sebagai bentuk penghormatan kepada leluhur.

Perjalanan hidup Sianty bertemu dengan pasangan hidupnya, Indra, di saat mereka sedang menjalani kuliah. Selama masa kuliah Sianty dan Indra sering beraktivitas bersama, dan mulai dari sering menjalani kebersamaan di kuliah, mereka saling cocok dan memasuki masa berpacaran. Setelah mereka menjalani kebersamaan itu, maka tibalah saatnya mereka dipersatukan oleh Allah melalui Sakramen Perkawinan. Dalam persiapan menjelang perkawinan, pada dasarnya dari kedua belah pihak keluarga tidak ada masalah, hanya kesepakatan mengenai keberlangsungan  perkawinannya. Kalau dari pihak Sianty diminta untuk lebih cepat dan tidak berlama-lama, kalau dari keluarga Indra, awalnya orang tua Indra ingin pelaksanaannya bulan Desember, namun ada beberapa pertimbangan akhirnya diputuskan tanggal perkawinan 31 Januari 2013, dan diberkati oleh Pastor Yohanes Sutiman, OSC di Gereja St. Petrus Bandung. Pada saat itu Sianty masih belum Katolik, tetapi karena dari pengalaman sejak kecil sudah ikut bergabung di komunitas orang- orang Katolik, jadi Sianty sudah terbiasa dengan pola kehidupannya.

 

PANGGILAN MENJADI KATOLIK

Setelah menikah, Sianty dan Indra tinggal di Bandung, namun karena tempat pekerjaan Sianty berada di Jakarta maka setiap minggunya Sianty pulang pergi Jakarta -  Bandung. Kesempatan untuk bisa bersama dengan suaminya hanya seminggu sekali atau jika ada libur Nasional atau libur bersama. Hal ini tidak menjadi halangan baginya, komunikasi menjadi kunci dalam kehidupan rumah tangganya. Setiap akhir bulan Januari merupakan hari spesial bagi Sianty karena mereka merayakan hari ulang tahun perkawinannya. Tidak hanya itu, kabar lain dari menurut dunia astronomi, bahwa di tanggal 31 Januari 2018 ini akan terjadi fenoma alam, yakni nampaknya bulan dari bumi atau para ahli menyebutnya Super Blue Blood Moon. Tentu ini menambah semangat dalam keluarga dan kado indah dari Sang Maha Pencipta. Sianty membutuhkan waktu kurang lebih 4 tahun untuk bisa menjadi warga Katolik. Hal ini dilakukan karena keinginannya untuk menjadi Katolik sudah lama. Melihat dari pengalaman yang sudah dilakukan selama hidupnya dan bimbingan dari Indra ketika sebelum menikah, mengenai keimanan Katolik, maka Sianty memutuskan untuk mau belajar katekese untuk menjadi Katolik. Sianty mau melaksanakan panggilan hidupnya untuk menjadi Katolik, agar kelak nantinya anak- anak Sianty Indra dapat dididik secara Katolik, dan harapannya, anak-anak dapat tumbuh kembang dalam iman hingga melangkah dewasa. Pada saat itu, proses pembelajaran katekese didampingi oleh Adit, selaku pengajar Katekes di Paroki Cilandak. Memang tidak mudah menjalaninya, tetapi ada beberapa proses yang dijalaninya tidak terjadi secara kebetulan dan ada beberapa kejadian yang menurut Sianty sangat pas dengan ajaran pada saat bimbingan.

Kurang lebih satu tahun lamanya Sianty berproses belajar katekese, pada akhirnya tiba saatnya Sianty untuk menerima Sakramen Baptis yang dilaksanakan pada hari Jumat, 08 Desember 2017 pukul 18.00 WIB di Gereja St Stefanus Cilandak. Sianty bersama dengan peserta lainnya ikut menerema Sakramen Baptis yang dipimpin oleh Pastor Thomas Suratno, SCJ.

 

Artikel lengkapnya dapat dilihat pada MEDIA PASS EDISI APRIL 2018 - 162




Write a Facebook Comment

Tuliskan Komentar anda dari account Facebook

View all comments

Write a comment

INFO

Gereja Katolik St. Stefanus Paroki Cilandak tidak memiliki akun resmi Facebook dan Twitter. Gereja Katolik St. Stefanus Paroki Cilandak tidak bertanggungjawab atas unggahan atau tulisan-tulisan di akun medsos tersebut diatas yang mengatasnamakan Gereja St. Stefanus ataupun Paroki Cilandak.

Foto Wilayah - Lingkungan